Sabtu, 14 Juli 2012

Tidur dan Istirahatlah agar Lebih Produktif


Beberapa minggu yang lalu, dengan semangat yang menggebu, diisi dengan beberapa hari begadang untuk mempelajari banyak hal. Efeknya tentu saja jam tidur yang berkurang hanya antara 2 sampai 4 jam. Tapi, menganggap itu tak mengapa,toh otak lebih pintar karenanya. Setelah itu, sebagai professional, tentunya pagi diisi dengan bekerja. Harapannya, dengan modal pengetahuan yang didapat dari begadang tersebut dapat meningkatkan produktivitas dengan lebih baik. Namun, apa yang saya rasakan sangat jauh berbeda. Mood kerja dipagi hari berkurang begitu drastis, konsentrasi dan fokus menurun sehingga efeknya jauh dari yang namanya produktif. Kenapa ini bisa terjadi?

Lalu ingatan saya membawa saya pada pengalaman di tempat kerja sebelumnya. Beberapa perusahaan Multi National dengan tingkat overtime yang cukup significant, bahkan di tempat awal, pulang on time dipandang sebelah mata. Dengan jam kerja panjang, bahkan ada yang sampe jam 11 malam, apakah itu menunjukkan mereka lebih produktif dibandingkan dengan yang lainnya. Sibuk iya, tapi kesibukan bukan berbanding lurus dengan produktivitas. Kesibukan berkorelasi dengan berapa banyak input yang diolah. Sedangkan yang seharusnya diukur adalah berapa banyak output berkualitas yang dihasilkan, itulah produktifitas. Analisa selanjutnya adalah, yang terjadi bukannya pekerjaan jadi selesai,melainkan menjadi semakin kacau. Kenapa ini bisa terjadi?

Akhirnya, saya menemukan jawabannya pada temuan tentang studi produktifitas yang dilakukan Earns Abbe di Zeiss Lens Laboratories pada 1880-an. Hasil studi abbe membabarkan bahwa sampai dengan 40 jam kerja seminggu (8 jam perhari), kita semua sangat produktif. Namun setelah itu, kita menjadi tidak produktif dan berkurang kemampuannya dalam menghasilkan output yang baik. Kenapa, itu dikarenakan kita sudah mulai lelah dan kita cenderung membuat kesalahan. Yang parahnya lagi, kita kerja lembur untuk menyelesaikan kesalahan itu dan justru malah memperparah atau membuat kesalahan lain lagi. Lebih lanjut, pengalaman dan studi saya menunjukkan bahwa bila level Management atau Pimpinan sebagai objectnya, efeknya sangat significant terhadap jalannya suatu Organisasi atau project. Mereka akan kehilangan fokus akan gambaran besar jalannya suatu organisasi atau project, termasuk kehilangan pemahaman, fokus dan kontrol. Mereka serasa sibuk melakukan banyak hal dikapal sampai dini hari, tapi lupa melihat bahwa kapalnya akan menabrak gunung es didepannya. Mereka akan cenderung membuat keputusan-keputusan yang salah, yang lebih parah lagi malah keputusannya serba instan dan menggelikan.

Istirahat atau tidur sangat penting karena kelelahan adalah suatu hal yang tidak sederhana efeknya. Ketika kita lelah, ada bagian di otak kita yang menjadi kurang aktif. Dimana, bagian otak ini bertugas mengolah informasi,angka dan memanipulasi objek serta memproses visual. Sehingga bagian otak yang notabene berfungsi untuk memahami apa yang terjadi serta data atau informasi menjadi sangat melambat. Hal ini dikarenakan otak kita memprioritaskan bagian otak lain yang membuat kita tetap terjaga (Thalamus). Itulah kenapa, kesalahan cenderung dibuat ketika kita kerja terlalu larut dan mengindahkan istirahat. Bahkan ini berefek pada prilaku yang menyebalkan karena mood juga menurun, sehingga hubungan kerja menjadi kurang baik.

Otak adalah karunia Tuhan yang sangat hebat dan tetap bekerja walaupun kita istirahat, lebih efektif malah. Sehingga istirahatlah, dan biarkan otak kita memproses dan memberikan inspirasi bagi kita di pagi hari. Bahkan sebuah artikel dari the Society for Neuroscience menjabarkan “Sleep may allow the brain to process newly learned information so memory of it stick”. Artinya, tindakan terbaik agar ilmu atau kemampuan baru yang kita pelajari melekat erat pada memori kita adalah segera tidur setelah mempelajarinya. Tidur tidak hanya mengistirahatkan otak kita, tapi juga jiwa dan raga kita. Sehingga seharusnya saya segera istirahat yang cukup setelah mempelajari hal yang baru, bukannya malah mempelajari banyak hal dan melupakan istirahat yang pada akhirnya tidak mendapatkan pengetahuan yang significant diolah secara jangka panjang oleh otak saya dan menurukan produktifitas dan mood saya dipagi hari ketika berkarya atau bekerja.

Hal yang lebih lanjut untuk kita pelajari mengenai lembur atau overtime adalah berimplikasipada dua hal, yakni apakah resource atau sumberdaya untuk menyelesaikan pekerjaan itu yang kurang, atau malah keemapuan kita yang belum mencukupi untuk menyelesaikannya.sehingga tindakan dari pimpinan adalah apakah harus menambah resource atau mengembangkan anda melalui pelatihan. Akhir kata “Working overtime does not increase your output. It makes you STUPID”.
(iB)

0 komentar:

Posting Komentar