Sabtu, 22 Desember 2012

Lontong Sayur Dan Multi National Company (MNC)



Hal paling menyenangkan adalah mempelajari hal baru diluar kesibukan pekerjaan kita. Itu yang Saya rasakan ketika berdiskusi dan membantu riset sederhana dengan “sahabat” terbaik Saya. Seorang sahabat yang begitu banyak memberikan inspirasi akan keberaniannya membuka berbagai usaha dengan impian-impian besarnya. Salah satu project terbarunya adalah membuka stand Lontong Sayur disalah satu mall terkemuka di pusat kota kelahirannya. Salah satu hal yang kami diskusikan adalah bagaimana membuat Lontong yang lezat, dimana Lontong adalah salah satu bahan utama Lontong Sayur, sebagai pembeda dari penjual Lontong Sayur lainnya. Istilah kerennya, Lontong Sayur sebagai diferensiasi produk untuk membuat Lontong yang lebih unggul dari para pesaing dalam menarik para Pelanggan.

Dengan riset sederhana semalaman melalui googling di Internet, ternyata terdapat sangat banyak cara pembuatan Lontong. Masing-masing resep memiliki komponen tersendiri yang unik. Mulai dari cara perlakuan dan pemilihan beras, daun pisang sebagai pembungkus, penggunaan bahan, cara perebusan, cara penyimpanan dan tips lainnya yang beragam. Kombinasi dari variabel untuk pembuatan Lontong cukup beragam. Dalam hubungan Lontong sayur dengan MNC, apabila ini kita analisa dalam prakteknya di pekerjaan sebagai karyawan di MNC, bisa jadi kita akan menerapkan Design of Experiment (DOE) untuk mencari kombinasi yang tepat dari berbagai dari berbagai variabel tersebut untuk membuat Lontong yang lezat. Memang untuk pembuatan Lontong kita tak perlu melakukan suatu analisa yang sangat rumit karena memang resiko biaya dan yang lainnya antara operasional produksi MNC dan Lontong Sayur berbeda. Kita cukup melakukan trial and error dengan kombinasi yang berbeda dan merasakan hasilnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan awal, analisa dan praktek yang lebih rumit dan beresiko tinggi di MNC aja bisa, kenapa kita tidak mulai mempraktekan pengalaman kita diusaha yang lebih sederhana namun mandiri, sebagai entrepreneur.

Pembelajaran menarik lain yang bisa Saya tarik disini adalah pengalaman sebagian kita yang bekerja di MNC sebenarnya cukup lengkap dan kita bisa gunakan untuk sebagai modal memulai impian sebagai entrepreneur di bidang apa saja yang kita dambakan dan ingin kerjakan. Saya sangat ingat salah satu nasehat senior Saya yang mengatakan bahwa kalau kita sebagai pimpinan atau karyawan di sebuah MNC yang bertanggung jawab dalam menggerakkan asset atau sebuah pekerjaan yang mana secara nilai uang yang bergerak disitu sampai hitungan milyar rupiah, kenapa kita tidak berani atau merasa mampu untuk memulai usaha yang bisa mulai menggerakkan ratusan ribu, jutaan dan harapannya akan sampai milyaran rupiah. Apalagi bagi kita yang berprofesi sebagai project manager atau project management team, business process development, marketing, sales dan sebagainya.

Hal lain yang Saya rasakan adalah bila salah satu tanggung jawab kita adalah melakukan kegiatan Audit ke para supplier serta melakukan program pengembangan bagi mereka. Sebagian besar dari kita yang bertindak sebagai Auditor, pasti akan melakukan audit terhadap lingkup audit dan menganalisa temuan yang menjabarkan hal yang tidak sesuai dengan acuan standard dalam melakukan usaha atau bisnis serta poin-poin penting yang dapat kita observasi dan dapat mereka sempurnakan. Sehingga yang Saya pikirkan saat itu adalah, kalau kita tahu bagaimana cara menjalankan bisnis dengan benar, kenapa kita tidak terjuan saja mendirikan bisnis yang benar tersebut.

Yang menarik, sebenarnya kita dapat menerapkan sekecil apapun ilmu yang kita punyai sebagai modal membuat dan mengembangkan usaha. Saya ingat salah satu senior Saya menerapkan program 5S house-keeping management dalam pabriknya yang sederhana namun sukses. Program ini yang menjadi pembeda dengan usaha yang lainnya. Dia juga tak lupa mengundang para pelanggannya untuk melihat pabriknya agar mereka yakin bahwa mereka mempercayakan pembuatan produknya ke tangan yang tepat.

Kembali ke subjek Lontong Sayur diatas, ada banyak hal yang bisa kita terapkan dari pengalaman kita bertahun-tahun bekerja di perusahaan MNC untuk membuat usaha tersebut survive dan berkembang. Namun tetap diperlukan keberanian untuk keluar dari zona nyaman sebagai karyawan dengan segala fasilitasnya. Terkadang yang membelengu kita adalah keterbiasaan menangani hal-hal rumit dan lupa akan kesederhanaan berpikir sesuai dengan peruntukannya. Karena kesederhanaan dalam penerapan itu merupakan ketajaman pemahaman. Tulisan ini juga sebuah kritik bagi diri Saya sendiri yang berkeinginan untuk memulai usaha sebagai suatu bentuk praktek diluar dari apa yang kita kerjakan di MNC sebagai seorang karyawan. Untuk itu resolusi di 2013 ini adalah memulai suatu usaha untuk project yang Saya akan kerjakan diluar rutinitas pekerjaan tersebut. Yang pasti Saya akan terus belajar dari siapa saja. Sebagai penutup, salah satu pesan yang sangat menarik dari teman yang sudah melakukannya adalah do’a para entrepreneur ini akan lebih khususk dan lebih dekat dengan Tuhan sang pemberi rezeki dibandingkan seorang karyawan yang sudah dapat “jaminan” gaji tetap tiap bulannya.
(iB)

0 komentar:

Posting Komentar