Kisah ini dipersembahkan untuk seluruh rekan setanah air,
yang mengejar ilmu pengetahuan hingga ke negeri kincir angin.
Penulis ; Wahyuningrat, Adept W., Nisa
R., Rizki Pandu P.
Penerbit ; Penerbit Bentang
Tebal ; 478 Halaman
Sebuah
novel tentang lima (5) Mahasiswa Indonesia di negeri Belanda yang menghibur,
memberi pengetahuan baru, inspirasi dan kocak. Mereka adalah Banjar, Wicak,
Daus, Geri dan Lintang. Masing-masing berangkat dan sekolah dibelanda dengan
latar belakang yang unik. Banjar misalnya, seorang eksekutif muda yang sekolah
di Belanda karena ditantang untuk meninggalkan kemampanannya.
“Fren, gue berani tantang lo buat hidup susah setahun aja. Kalo lo rela
balik jadi Mahasiswa miskin di negeri orang...... Gue ikhlasin deh lo pacaran
ama adik gue!! Karena gue yakin lo gak mampu!”
Keakuratan
dan detail cerita didalamnya, membuat kita bisa membayangkan kehidupan
Mahasiswa di Belanda dan petualangan yang dijalani disana. Kehidupan dan
gambaran kota-kota yang ada dalam cerita demikian detail tapi tidak membosankan
memberi kita pemahaman dan pastinya kerinduan bagi para pembaca yang pernah
melalang ke Negeri Belanda atau Eropa untuk kembali lagi. Tak lupa juga,
perayaan atau festival musiman juga digambarkan dengan menyenangkan begitu pula
budaya serta pergaulannya.
Lintang pun panik. Ia tak menyangka jika dirinya harus membayar sendiri apa
yang ia makan pada sebuah pesta ulang tahun. Bukankah lazimnya acara ulang
tahun itu berarti ditraktir??
“This is a Dutch Birthday! We always pay for ourselves!”
Susah
senangnya menjadi mahasiswa rantau di negeri orang mereka jalani dengan
keteguhan hati untuk melampaui aral yang melintang serta melakukan hal-hal yang
sulit untuk menggapai impian. Baik mereka jalani sebagai individu maupun
sebagai sahabat.
“rasanya hidup gue akan berakhir pada akhir Maret”. Banjar mulai
tersedu....
Novel
ini juga pastinya dibumbui roman khas anak muda pada umumnya. Pastinya bukan
kisah cinta ala sinetron, melainkan apa adanya dan kocak. Baik dilatar belakang
kehidupan sebelum ke Belanda,maupun setelahnya. Dan Lintang tentunya yang
menjadi kembang diantara para kumbang.
“siapa yang ngasih bunga ke Lintang? Pasti Geri! Bisiknya. Bisa juga Wicak.
Atau malah Daus? Kelakuan dia juga suka
dangdut ...
Kita
juga diajak berkeliling mengunjungi tempat-tempat yang memikat di Eropa, mulai
dari Brussel sampai ke Barcelona, serta berbagi tip ala Backpacker.
Pukul tujuh pagi dibelakang stasiun Utrecht. Gue nyampe duluan. Rokok udah
habis dua batang plus segelas Douw Egbert. Tak sabar memulai petualangan
bersama empat sobat gue disini.
Oh
ya, tak lupa juga disisipkan kisah mengenai wakil rakyat yang sedang study
banding disana seperti yang sekarang lagi rame dibicarakan. Serta bagaimana
tingkah menyebalkan seorang pejabat BUMN yang mendapatkan kesempatan belajar
disana.
“Oooh gitu, ya? Waduh udah lama nih gak naik kendaraan umum. Di jakarta saya
dapat driver dari kantor”
Dengan
kisah yang sangat nyata dan penuh kejutan serta diselingi tip-tip yang berguna,
maka membacanya sangat menyenangkan, menghibur dan memberi inspirasi, khususnya
bagi pembaca yang punya impian bersekolah diluar negeri dan berpetualang di
Eropa.
“Two roads diverged in the woods, and I took the one less traveled by. And
that has made all the difference” -
Robert Frost
0 komentar:
Posting Komentar