
Buku ini mengupas sisi kelam kehidupan miskin serta kemewahan di India yang sangat timpang. Juga menyuarakan kemarahan akan keserakahan-keserakahan para kaum elit dan pejabat yang ada disana. Buku ini adalah paduan menarik dari sisi kelam, intrik yang bisa dibilang tak beretika dan humor yang menyayat dari perjalanan Balram membangun impiannya dan apa yang ia korbankan untuk itu. Sedangkan Ashok sang majikan, memiliki kehidupan yang sebaliknya, namun memiliki problematika tersendiri.
“Darah saya seakan membeku. Sayalah orang yang tahu informasi sebenarnya tentang Bangalore".
Ia memberi gambaran yang nyata mengenai negaranya kepada sang Perdana Menteri serta mengkisahkan perjalanan hidupnya serta keinginan belajarnya, unik bukan. Yang pasti, buku ini akan memberikan sebuah “tendangan” di hati nurani pembacanya dan memberikan pembelajaran yang menarik tentang sebuah perjalanan kehidupan dimana Balram berakhir sebagai seorang Entrepeneur sedangkan Ashok sang majikan yang sangat dipuja Balram harus berakhir mengenaskan karena Balram memilih untuk menggorok lehernya.
“Di jalan masuk rumah saya, Anda akan menjumpai anggota keluarga saya yang paling penting.
Kerbau.
Kerbau.
Dialah anggota keluarga tergemuk; sebagaimana halnya di semua rumah lain di desa kami.”
0 komentar:
Posting Komentar